Bengkulu, Penelusuran Online – Masjid Al Muhtadin menggelar peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW sekaligus menyambut bulan suci Ramadhan 1446 H/2025 M, Minggu (10/2/2025). Acara ini menghadirkan Ustadz Junaidi Hamsyah (UJH) sebagai penceramah utama dan diisi dengan berbagai penampilan dari anak-anak Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Al Muhtadin.
Sebelum acara inti, pengurus masjid memberikan kesempatan kepada anak-anak TPQ yang telah berlatih jauh-jauh hari untuk menampilkan berbagai kreativitas mereka, seperti sambung ayat, tarian Tobat Maksiat, serta lagu-lagu rohani. Kegiatan ini dipandu oleh pembawa acara, Zainal, dan mendapat sambutan hangat dari para jamaah.
Dalam kesempatan tersebut, H. Bunyani membacakan surat Al-Isra’ dengan penuh penghayatan, seolah menggambarkan kepada seluruh jamaah bagaimana perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang ditempuh hanya dalam satu malam, serta menekankan pentingnya menjadi hamba yang bersyukur sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an.
Ketua DKM Al Muhtadin, Roni Desa, menyampaikan rasa syukur dan kebahagiaannya atas terselenggaranya acara ini.
“Malam ini sangat luar biasa. Semoga kebersamaan seperti ini terus berlanjut, bukan hanya karena ada peringatan Isra’ Mi’raj. Saya juga sangat mengapresiasi anak-anak TPQ Al Muhtadin yang sudah aktif selama dua tahun ini. Ke depan, semoga para orang tua dapat menitipkan anak-anaknya untuk belajar di TPQ,” ujar Roni Desa.
Dalam ceramahnya, Ustadz Junaidi Hamsyah menekankan bahwa Isra’ Mi’raj adalah peristiwa penting dalam Islam, karena pada malam itu Allah langsung mewajibkan sholat kepada Nabi Muhammad SAW tanpa perantara Malaikat Jibril, berbeda dengan perintah ibadah lainnya.
UJH juga mengawali ceramahnya dengan membacakan sebuah hadis tentang manusia yang meskipun diberi dua bukit emas, masih merasa kurang. Ia kemudian menghubungkannya dengan ayat Al-Qur’an yang menyatakan bahwa jika seseorang bersyukur, Allah akan menambah nikmatnya, namun jika kufur, azab-Nya sangat pedih.
Selain itu, UJH menjelaskan hikmah di balik dipilihnya waktu malam untuk perjalanan Isra’ Mi’raj.
“Allah memberangkatkan Nabi Muhammad pada malam hari, karena malam adalah waktu terbaik untuk beribadah dan berdoa. Sholat tahajud adalah waktu yang paling utama, maka mari kita manfaatkan waktu ini dengan baik,” jelasnya.
Tidak lupa dalam ceramahnya UJH menjelaskan, bagaimana tata cara puasa dan apa yang perlu disiapkan dalam berpuasa termasuk ketika makan sahur.
“Ketika kita makan sahur, maka bunyilah sirine yang menandakan imsyak, maka kita tetap saja makan, dak itu tidak membatalkan puasa, sesungguhnya berhentinya makan dan minum itu ketika kita mendengar azan,” ungkapnya.
Acara diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh UJH, memohon keselamatan di dunia dan akhirat, serta berharap agar seluruh jamaah dapat menyambut Ramadhan dalam keadaan sehat dan diampuni segala dosa.
Dengan terselenggaranya acara ini, Masjid Al Muhtadin berharap dapat terus menjadi pusat kegiatan keislaman yang menginspirasi dan mempererat ukhuwah di tengah masyarakat.