Bengkulu, Penelusuran Online – Tangan-tangan gotong royong kini bergerak cepat di Bengkulu, menyusul gempa bumi yang mengguncang provinsi ini beberapa hari lalu. Di tengah reruntuhan dan trauma, muncul harapan baru: rumah-rumah mulai dibangun kembali, dan solidaritas dari berbagai elemen masyarakat terus mengalir.
Sedikitnya 150 rumah warga dilaporkan terdampak. Di antaranya, tujuh rumah luluh lantak, sementara puluhan lainnya mengalami kerusakan berat. Namun, bukan hanya angka yang berbicara—yang lebih menggugah adalah bagaimana warga, pemerintah, dan bahkan dunia usaha bersatu dalam misi kemanusiaan ini.
“Rumah yang rusak berat tidak akan dibiarkan berdiri rapuh. Kami akan bangun ulang dengan lebih baik,” tegas Gubernur Bengkulu Helmi Hasan saat meninjau lokasi bencana, Minggu pagi (25/5). Ia datang bukan hanya membawa instruksi, tetapi juga membawa pesan: Bengkulu tidak sendiri.
Pemerintah Provinsi telah mengalokasikan dana sebesar Rp4,7 miliar untuk pemulihan, meski baru tersedia Rp300 juta di kas daerah. Namun kekurangan itu bukan penghalang—dukungan datang dari Baznas, para pejabat, masyarakat, dan bahkan pengembang properti.
“Satu rumah, satu pemimpin daerah,” ujar Helmi dalam inisiatifnya yang menggerakkan bupati dan wali kota untuk turun langsung membantu. Hasilnya, 10 rumah telah selesai diperbaiki dalam hitungan hari.
Transparansi juga menjadi sorotan utama. Gubernur mewanti-wanti agar setiap proses dipastikan bersih, demi menghindari masalah hukum dan menjaga kepercayaan publik.
Di tengah segala upaya lokal, secercah kabar baik datang dari luar negeri. Investor asal Tiongkok menyatakan kesiapannya membangun 50 rumah bagi warga terdampak. Dalam waktu sekitar satu bulan, puluhan keluarga akan kembali memiliki atap yang layak.
TNI, Polri, dan Forkopimda pun tak tinggal diam. Mereka mendirikan dapur umum dan membantu proses tanggap darurat. Dalam situasi krisis, semua pihak berdiri sejajar—bukan soal jabatan, tapi soal kemanusiaan.
“Terima kasih atas semua kepedulian. Kolaborasi inilah yang menjadi kekuatan kita untuk bangkit kembali,” ujar Gubernur dengan mata yang tak bisa menyembunyikan keharuan.
Di Bengkulu hari ini, bukan hanya rumah yang dibangun ulang—tetapi juga semangat kebersamaan yang kembali menguat, bata demi bata.