Ucapan “Take Down” Media oleh Gubernur Bengkulu Dikecam, FKW KAHMI: Ancaman Terbuka terhadap Kemerdekaan Pers

oleh -93 Dilihat
oleh
banner 468x60

Bengkulu, Penelusuran Online – Pernyataan kontroversial Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, yang mengisyaratkan “take down” terhadap media menuai kecaman keras. Forum Komunikasi Wartawan (FKW) KAHMI Bengkulu menyebut ucapan itu sebagai bentuk ancaman terbuka terhadap kemerdekaan pers dan menjadi preseden buruk bagi demokrasi di daerah.

“Pernyataan semacam itu berbahaya. Gubernur sebagai pejabat publik seharusnya paham bahwa mengancam media dengan ‘take down’ bukan hanya tidak etis, tapi juga melanggar prinsip dasar kebebasan pers yang dilindungi undang-undang,” tegas Ketua FKW KAHMI Bengkulu, Alwin Feraro, Jumat (16/5/2025).

banner 336x280

FKW KAHMI menilai, ketimbang menyelesaikan persoalan dengan jalur konstitusional seperti hak jawab atau melalui Dewan Pers, Gubernur justru memilih pendekatan koersif yang mencederai demokrasi. Ucapan itu, menurut Alwin, tidak hanya melemahkan posisi pers sebagai pilar keempat demokrasi, tetapi juga bisa menjadi alat intimidasi terhadap jurnalis yang menjalankan fungsi kontrol sosialnya.

“Ini sinyal buruk bagi iklim kebebasan berekspresi. Jika pejabat setingkat gubernur merasa bisa semena-mena terhadap media, maka ruang publik kita sedang terancam dibungkam,” katanya.

Alwin juga mengingatkan, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 secara tegas melindungi kemerdekaan pers dari segala bentuk tekanan, baik langsung maupun tidak langsung. Segala sengketa pemberitaan harus diselesaikan melalui mekanisme hukum yang telah disediakan, bukan dengan pernyataan intimidatif.

“Ini bukan sekadar salah ucap. Ini mencerminkan cara pandang terhadap pers yang otoriter. Jika dibiarkan, hal seperti ini bisa jadi alat pembenaran untuk membungkam kritik dan mengontrol informasi publik secara sepihak,” ujar Alwin.

FKW KAHMI menyerukan agar Gubernur Bengkulu segera memberikan klarifikasi terbuka kepada publik dan meminta maaf kepada komunitas pers atas pernyataan tersebut. Mereka juga mengingatkan agar seluruh pejabat publik di Bengkulu menahan diri dari sikap dan ucapan yang bisa merusak kebebasan pers.

“Kami tidak akan tinggal diam jika kemerdekaan pers diinjak-injak. Media bukan musuh, tapi mitra demokrasi. Dan setiap upaya membungkam media, sekecil apapun, harus dilawan bersama,” pungkas Alwin.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.