Bengkulu, Penelusuran Online – Angin pagi menyapu lembut bibir Pantai Panjang. Deru ombak terdengar bersahut dengan langkah para penjogging yang mulai ramai sejak fajar. Di tengah semilir angin laut itu, hadir satu komitmen besar dari Pemerintah Kota Bengkulu—menata ulang kawasan yang menjadi ikon kota ini.
Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi, berdiri di antara barisan tenda-tenda yang mulai dibongkar secara mandiri oleh para pedagang. Dengan mata yang memandang jauh ke arah laut, ia menyampaikan harapan besarnya: menjadikan Pantai Panjang sebagai primadona wisata yang bersih, tertib, dan nyaman untuk semua kalangan.
“Pantai ini bukan hanya tempat berjualan. Ini tempat semua orang merasa damai, merasa memiliki. Kita ingin Pantai Panjang bisa dinikmati oleh siapa saja—yang jogging, yang duduk menikmati angin, ataupun yang hanya ingin jalan-jalan tanpa harus membeli,” kata Dedy, Jumat (18/4/2025).
Langkah penataan ini bukan tanpa pertimbangan. Dedy menyebut bahwa kesuksesan wisata bukan hanya diukur dari megahnya bangunan atau fasilitas yang tersedia. Lebih dari itu, kunci utama ada pada kualitas interaksi—antara pelaku usaha, pengunjung, dan lingkungan sekitar.
“Pelayanan masyarakat adalah nyawa dari sebuah objek wisata. Kalau wisatawan datang dan merasa nyaman, itu jauh lebih penting daripada sekadar bangunan fisik,” jelasnya.
Sebagian besar pedagang menyambut baik imbauan untuk membongkar tenda dan bangunan semi permanen mereka. Namun masih ada yang bertahan. Untuk itu, Dedy menegaskan, waktu telah diberikan. Jika masih ada yang belum mengindahkan, tim gabungan akan turun tangan.
“Terima kasih bagi yang sudah membongkar sendiri. Tapi bagi yang belum, saya minta pengertian. Karena kalau tidak juga dibongkar, dengan sangat terpaksa akan kita tertibkan secara bersama,” ujar Dedy.
Sinergitas menjadi kunci dalam proses ini. Dukungan datang dari berbagai elemen: Pemerintah Provinsi, TNI, Polri, hingga komunitas masyarakat. Semua bersatu demi satu tujuan: menghadirkan Pantai Panjang sebagai kawasan wisata kebanggaan.
“Alhamdulillah, hari ini kita saksikan langsung bahwa semangat itu ada. Ini bukan sekadar program pemerintah, ini panggilan hati. Karena pantai ini milik kita semua,” tuturnya penuh semangat.
Kini, jejak-jejak perubahan mulai tampak. Barisan tenda berkurang, ruang publik mulai terbuka, dan langit Pantai Panjang terasa lebih lapang. Seakan menyambut harapan baru: bahwa keindahan kota bukan hanya untuk dilihat, tapi juga untuk dirasakan bersama.